Pengalaman Nonton Broadway di Lyric Theatre NYC

Gw tu suka nonton Opera atau Teater. Gak ada alasan khusus siy, gw lebih suka nonton sesuatu pertunjukan yang duduk dan nyaman. Kalau kaya konser dan jingkrak-jingkrak berdiri, gak begitu suka. Lagipula gw gak memiliki penyanyi/band favorit banget yang sampai hapal matik semua lagu mereka. Semua musik yang hits dan gak hits gw dengerin tapi ya gitu aja sambil lewat. Dan gak ada keinginan untuk nonton konser yang menggebu-gebu banget. Kalau ada kesempatan ya mau, kalau tidak ya udah lewat aja gpp. Tapiiii beda dengan opera atau teater. Gw emang suka nontonnya. Dan setiap traveling gw selalu berusaha nonton ke lokasi yang cukup legend. Misal waktu gw ke Vienna gw pengen banget nonton di gedung opera terkenal legendaris Wiener Staatsoper. Makanya sebelum berangkat gw udah book tiket nonton dulu. Kebetulan pas tanggal yang gw mau dapat pertunjukan Giselle Balet. Gpp deh, meski bukan nyanyi-nyanyi ala Opera, yang penting nonton di lokasi yang gw mau dan duduk di seating plan yang gw mau juga ahaha.

Sama halnya dengan rencana gw ke New York maka gw pengen nonton pertunjukan teater di Lyric Theatre. Konon gedung ini salah satu yang legend. Ya gw selalu milih gedungnya dulu baru pertunjukkannya ahahaha. Kenapa? Karena desain gedung opera/teater kan beda-beda. Biasanya yang legend itu desain gedungnya menarik dari sisi akustik dan interior. Trus biasanya lagi kalau gedung legendaris, pertunjukan yang dimainkan disini juga yang favorit biasanya. Untuk tanggal yang gw mau kemarin gw pilih pertunjukan Harry Potter and The Cursed Child. Pengennya siy Phantom of The Opera, tapi main di gedung lain. Sementara gw pergi sama si boi, jadi tontonan yang gw pilih yang bisa dinikmati dia juga.

Gw beli tiket 2 bulan sebelumnya, antisipasi kursi yang gwmau penuh. Gw beli di www.broadway.com. Disini dia jual semua tiket pertunjukan Broadway dari banyak teater, jadi bukan hanya Lyric Theatre aja. Kita bisa pilih mau nonton yang mana. Pembelian sama aja seperti belanja online, pembayaran menggunakan CC atau Paypal. Begitu pembayaran diterima akan ada konfirmasi segera dikirim ke alamat email. Tapi belum berbentuk tiket ya. Tiket saat ini berbentuk QR Code, yang akan dikirim di email yang berbeda. Artinya, email pertama hanya konfirmasi. Email kedua yang dilengkapi dengan QR Code yang merupakan tiket resmi.

Untuk seating plan, saran gw sama dengan ketika gw nonton Opera di Vienna, pilihlah di tingkat kedua (lantai 2) tapi layer pertama biar gak ada gangguan pandangan di depan kita. Toh gak setiap tahun juga kita nonton Opera/Teater bayar agak mahal demi pengalaman yang nyaman menurut gw gak ada salahnya. Beda dengan konser yang supposed to be emang sing along dan bisa lompat-lompat, lokasi ngonser mungkin jadi gak begitu prioritas karena udah blending dengan semua penonton yang hadir.

Seating Plan Lyric Theatre

Seperti gambar di atas, seating plan terbagi 3. Orkestra yang paling dekat ke stage alias di lantai 1. Dress circle di lantai 2 (gw beli yang ini) dan Balcony di lantai 3. Alasan gw beli yang Dress Circle adalah karena dia di atas, gw merasa nyaman nonton Opera/Teater dari atas bukan langsung liat sejajar garis mata. Tapi kalau pilih Balcony itu terlalu tinggi banget, kurang nyaman malah menurut gw nontonnya. Kenapa gak pilih di Orkestra, karena kalau di Orkestra dan gak dapat lokasi paling depan (alias paling mahal) gw gak nyaman juga, karena suka ketutupan kepala orang apalagi kalau orangnya suka goyang-goyang, males banget deh, ganggu feel saat nonton. So dari beberapa kali pengalaman nonton Opera/Teater pilihan terbaik gw adalah di lantai 2 baris pertama.

Review Pertunjukan Broadway Harry Potter and The Cursed Child

Setelah review seating plan, berikutnya gw akan review soal pertunjukannya ya. Ini agak menyebalkan siy harus mereviewnya, tapi ya gw merasa harus review, biar gak salah pilih pertunjukan seperti gw.

Here we go. Kalau mau baca sinopsis singkat banget tentang ini bisa cek disini ya. Berikut dengan rules dan lain-lainnya.

Gw tu bukan Potterhead, tapi ya ngikutin lah film Harry Potter sejak awal sampai akhir. Jadi menurut gw cerita mereka tetaplah menarik. Saatnya gw mengenalkan tokoh Harpot ini ke si boi yang gak pernah mau baca ditu novel. Siapa tau habis ini dia jadi tertarik baca ya kan. Gitu deh tujuan awalnya, ya selain emang pertunjukan yang cocok buat umur dia cuma Lion King. Yaaa kali udah remaja masih diajak nonton Lion King wkwkwkw. Remaja lagi belagu-belagunya gini mah pasti ngedumel diajak nonton “kartun” menurut mereka.

2 jam awal gw suka banget pertunjukannya. Sebenarnya seluruh pertunjukan gw suka dan sangat salut dengan semua casting dan efek yang ditampilkan oleh teater ini. Aslik pengalaman yang luarrr biasa, 3 jam 30 menit gak berasa lama duduk anteng nonton teater ini. Tapiiiii hidden message ini yang gw gak suka. Message yang tersembunyi dan tidak ditampilkan sejak awal bahkan di sinopsisnya juga tidak tertera, itu bikin gw keki.

Jadi soal apa hidden messagenya? Soal hubungan LGBT bok antara anak lelaki dan temannya.

Harry Potter ini ceritanya bukan tentang Harpot lagi ya, tapi anaknya Harry bernama Albus dengan temannya. Nah gw pikir ini cerita tentang persahabatan antara anak-anak Harry (dan teman-temannya) di tempat mereka sekolah dulu, Hogwart. Seru kan ini secara mereka udah jadi guru juga di Hogwart. Gw pikir cocoklah nih cerita. Eeehhh rupanya di ujung akhir pertunjukan baru agak clear maksud cerita ini. Ternyata hubungan mereka bukan cuma sebatas sahabat dalam keusilan dan kabur-kaburan dari guru, malah berkembang menjadi ketertarikan asmara. Si Albus malah minta ijin bapaknya si Harry untuk mendeclarekan hubungannya atau ya mengakui perasaannya itu. Dan diijinkan bapaknya. Hadeuhhhh…. Untungnya tidak ada adegan seronok ya ges, seperti kissing hugging yang berlebihan atau gimana. Cumaaa gw udah merasa aneh dengan gesture si Albus ke temannya ini (Scorpius namanya) yang kalau ngomong kaya dekat banget gitu ke muka si Scorpius. Gw pikir emang gitu kali ya postur si aktor. Eeehhh di akhir gw baru ngeh kalau emang segitu menjiwai peran ya dia emang harus sedekat itu cara ngomongnya.

Gw tu gak sukanya kenapa tidak dikasih warning soal ini. Jadi kita penonton yang merasa sinopsisnya gak cocok untuk keluarga kita ya gak dibawa dong anak ya. Untungnya si boi pas gw tanya, dia ngerti gak dengan jalan cerita tadi. Yang dia tangkap ya Albus dan Scorpius besti-an dari bandel ampe nurut bareng, sama halnya dengan pertemanan di sekolah. Dia gak menangkap message LGBT tersebut. Karena menurut gw emang tipiiiiiissss banget. Gw ngeh banget kalau ini soal hubungan LGBT ketika Albus menjelaskan ke Harry tentang Scorpius dan dia mengatakan “Dia adalah orang yang sangat berarti untukku saat ini” sementara sebelumnya dia berusaha menghindari Harry karena malu menunjukkan jati dirinya. Lhaaa…. dan Harry meridhoi hubungan mereka. Alamaaakk… Disini gw langsung ngeh dan kesel siy. Sekaligus kagum dengan writernya yang canggih banget yeeee masukin hidden message disini.

Gw perhatiin yang nonton rata-rata keluarga, gw gak melihat adanya pasangan LGBT atau gimana. Jadi kayanya emang pada gak ngeh kali atau cuek ya. Review yang gw baca pun terkait pertunjukan ini jarang banget. Jadi bisa aja emang pada gak tau soal hidden message ini. Atau mungkin cuma gw yang overthinking ya. Entahlah.

Selain soal hidden message, gw sangat rekomendasi nonton ini untuk menikmati pertunjukan teater yang keren magnificent dan wow banget. Semua OKKKKK kecuali si hidden message. Jadi nonton aja tapi jangan bawa anak ya ges ya wkwkwk. Untuk liat video suasana tetaer bisa ke IG gw ya, cek di HL New York.

Posted by

A journalist by heart, love writing and tell stories, architecture student also communication master, lecturer, creative content, wife + mom.

Leave a Reply